Menutup Akun Facebook Selama Ramadhan Vs Keikhlasan
Ada beberapa orang yang menulis di akun status:
“InsyaAllah selama bulan Ramadhan, saya akan menutup akun facebok saya , semoga bisa fokus ibadah”
“perhatian, selama bulan suci Ramadhan, saya menutup sementara beberpa akun medsos, ingin fokus beribadah”
Sekilas memang tidak ada yang aneh dalam status di atas. Tetapi setelah dipikir lebih dalam, ternyata ada celah kecil setan yang bisa merusak amal manusia. Yaitu dengan di umumkannya penutupan akun untuk fokus beribadah. Memang mungkin ada beberapa yang aktif via facebook sehingga ia perlu mengumumkan penutupan akunnya sementara, sehingga yang menghubunginya bisa lewat jalur lainnya semisal sms atau WA Akan tetapi tidak perlu ia katakan,”ingin fokus ibadah”,“supaya fokus ibadah”.
Memang benar facebook bisa melalaikan beberapa pekerjaan apalagi ibadah dan ibadah tambahan. Kebanyakan manusia untuk ibadah tambahan atau bahkan ibadah utama, digunakan waktu-waktu sisa dari aktifitas duniannya. Bukan waktu yang diberi porsi khusus
Baca juga:
Jangan Buka Facebook Sebelum Mengerjakan Tugas Anda
Karenanya logis juga seseorang dengan niat yang tulus, ingin menutup akun facebook selama bulan Ramadhan, kegiatan-kegiatan membaca-baca status atau membaca link-link berita bisa ia gantikan dengan ibadah membaca Al-Quran dan dzikir selama Ramadhan.
Akan tetapi, bukankah ebih baik lagi jika ia, menutup akun facebook tanpa mengumumkannya. Ini bisa lebih ikhlas kepada Allah. Dan sarana komunikasi di zaman ini begitu mudah dan beragam, seandainya ia tidak bisa dihubungi via facebook bisa dengan medsos yang lain.
Ini bisa jadi celah setan untuk mengubah niat kita. Bulan Ramadhan terlalu mulia untuk dilewati dengan pahala yang sia-sia karena niat ibadah kepada selain Allah.
Hindari update status-status amal
“Alhamdulillah, tercapai hari ini target, satu hari satu juz”
“Shalat malam jam 2 pagi, hari ke-5, semoga bisa istiqamah sampai akhir Ramadhan”
“Alhamdulillah bisa meneladani sifat demawan nabi ketika Ramadhan, barusan kami sudah menyumbangkan untuk”
Yang namanya amal sebaiknya disembunyikan sebisa mungkin (hukum asalnya) sehingga bisa menjaga lebih ikhlas. Status-status amal bisa menyebabkan pahala amalan terhapus.
Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran dan Sunnah, amalan bisa terhapus pahalanya.
Allah Ta’ala berfriman,
أَنْ تَحْبَطَ أَعْمَالُكُمْ وَأَنْتُمْ لَا تَشْعُرُونَ
“supaya tidak terhapus (pahala) amalanmu, sedangkan kamu tidak menyadari.” (QS. Al Hujurat: 2).
Jika menutup konsisten, jangan buka lagi
Akan tetapi ada beberapa yang sudah mengumumkan menutup akun facebook, ternyata tidak istiqamah, padahal sudah diumumkan. Tidak tahan untuk berinterkasi di dunia maya. Hendaknya konsisten dan istiqamah karena ini adalah jalan kesuksesan.
Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ
”Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang terus-menerus [istiqomah] walaupun itu sedikit.”[1]
Keikhlasan adalah hal yang paling berat, harus selalu berhati-hati dan teus intropeksi niat
Berbicara masalah keikhlasan, memang paling berat. Masalha amalan hati yang manusia susah untuk membuatnya tulus karena Allah.
Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah berkata,
ما عالجت شيئا أشد علي من نيتي ؛ لأنها تتقلب علي
“ Tidaklah aku berusaha untuk mengobati sesuatu yang lebih berat daripada meluruskan niatku, karena niat itu senantiasa berbolak balik”[2]
Sudah selayaknya seorang muslim berusaha ikhlas, melawan rasa riya’ yang muncul serta mengetahui celah setan untuk menghapus amal-amal kita bahkan mengetahui cara menangkis celah setan agar menjerumuskan manusia dalam kesyirikan baik yang nyata maupun samar-samar
Semoga Allah selalu meluruskan niat kita
@Pogung Dalangan, Yogyakarta Tercinta
Penyusun: Raehanul Bahraen
Artikel www.muslimafiyah.com
silahkan like fanspage FB , subscribe facebook dan follow twitter
[1] HR. Muslim no. 783
[2] Jami’ Al-‘ulum wal hikam hal. 18, Darul Aqidah, Koiro, cet.I, 1422 H
Artikel asli: https://muslimafiyah.com/menutup-akun-facebook-selama-ramadhan-vs-keikhlasan.html